a. Perilaku pembelian kompleks
Konsumen
melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behavior) ketika
mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang
signifikan antamerek.
b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku
pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing buying behavior)
terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal,
jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan
antar merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi
pascapembelian (ketidaknyamanan pasca penjualan) ketika mereka
mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar
hal-hal yang tidak menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli.
c. Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku
pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen
tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi
karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang merek mana
yang dibeli. Sebagai gantinya, mereka menerima informasi secara pasif
ketika mereka menonton televisi / membaca majalah.
d. Perilaku pembelian mencari keragaman
Konsumen
melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying
behavior) dalam situasi yang mempunyai karakteristik keterlibatan
konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELI
proses keputusan pembeli :
• Pengenalan kebutuhan
Proses
pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need
recognition)—pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
dipicu oleh rangsangan internal dan juga rangsangan eksternal.
• Pencarian informasi
Konsumen
yang tertarik akan mencari informasi / mungkin tidak. Jika dorongan itu
kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumenitu, mungkin
konsumen akan membelinya. Jika tidak konsumen bias menyimpan kebutuhan
itu dalam ingatannya / melakukan pencarian informasi (informationnn
search) yangh berhubungan dengan kebutuhann itu. Konsumen dapat
memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti : sumber pribadi
(keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga,
situs web, penyalur, kemasan, tampilan), sumber public (media massa,
organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber
pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk).
• Evaluasi alternative
Pemasar
harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative
evaluation)—bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada
piliahan merek. Bagaiman cara konsumen mengevaluais alternative
tergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Pemasar
harus mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana cara mereka
sebenarnya dalam mengevaluasi pilihan merek.
• Keputusan pembelian
Keputusan
pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian. Dua faktor tersebut yang pertama adalah sikap orang
lain dan kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.
• Perilaku pascapembelian
Setelah
membeli produk, konsumen akan merasa puas / tidak puas dan terlibat
dalam perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yang harus
diperhatikan oleh pemasar. Hampir semua pembelian besar menghasilkan
disonansi kognitif (cognitive dissonance) / ketidaknyamanan akibat
konflik pascapembelian. Kepuasan pelanggan begitu penting karena
kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membangun hubungan yang
menguntungkan dengan konsumen—untuk mempertahankan dan menumbuhkan
konsumen serta mengumpulkan nilai seumur hidup pelanggan. Dengan
mempelajari keseluruhan keputusan pembeli, pemasar mungkin dapat
menemukan cara untuk membantu konsumen mealui keprihatinannya.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN UNTUK PRODUK BARU
Produk
baru (new product) adalah barang, jasa atau ide yang dianggap baru oleh
sejumlah pelanggan potensial. Proses adopsi (adoption process) yaitu
proses mental yang harus dilalui seseorang untuk mempelajari sebuah
inovasi untuk pertama kalinya sampai proses akhir. Adopsi adalah
keputusan seseorang untuk menjadi pengguna tetap sebuah produk.
Tahap-tahap dalam proses adopsi :
1. Kesadaran : konsumen menyadari adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi tentang produk tersebut.
2. Minat : konsumen mencari informasi tentang produk baru.
3. Evaluasi : konsumen mempertimbangkan apakah mencoba produk baru tersebut adalah tindakan yang masuk akal.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan estimasinya tentang nilai produk itu.
5. Adopsi : konsumen memutuskan untuk memakai produk baru itu secara penuh dan teratur.
Karakteristik yang mempengaruhi produk pada tingkat adopsi :
- Keunggulan relatif : tingakt dimana inovasi tampak mengungguli produk yang ada.
- Kesesuaian : tingkat dimana inovasi memenuhi nilai dan pengalaman konsumen potensial.
- Kompleksitas : tingkat dimana inovasi sulit dipahami / digunakan.
- Dapat dibagi : tingkat diman inovasi dapat dicoba pada basis terbatas.
- Kemampuan komunikasi : tingkat dimana hasil penggunaan inovasi dapat diteliti / digambarkan kepada orang lain.
Karakteristik
lain yang mempengaruhi tingkat adopsi seperti biaya awal dan biaya
selanjutnya, risiko dan ketidakpastian, dan persetujuan sosial.
PERILAKU KONSUMEN INTERNASIONAL
Bagi
perusahaan yang beroperasi di banyak Negara, memahami dan melayani
kebutuhan konsumen bisa menjadi hal yang menakutkan. Meskipun konsumen
di berbagai Negara mungkin mempunyai kesamaan, dalam hal nilai, sikap,
dan perilakunya sering kali sangat beragam. Seringkali perbedaan lintas
pasar internasional sulit dipahami. Perbedaan ini bisa berasal dari
perbedaan fisik konsumen dan lingkungan mereka. Kegagalan memahami
perbedaan adat dan perilaku dari satu Negara ke Negara lainnya dapat
menyebabkan bencana bagi produk dan program internasional pemasar.
Pemasar harus memutuskan tingakt dimana mereka akan menerapkan produk
dan program pemasarannya agar sesuai dengan budaya dan kebutuhan
konsumen yang unik di berbagai pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar